Minggu, 15 Januari 2012

Berbagi Pengalaman -New Culture-

Saya berasal dari Purwodadi tepatnya di Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Pengalaman belajar suatu budaya yang baru, yang saya alami ketika saya sekolah MA di Brabo yaitu , tepatnya di kecamatan Tegowanu. Di daerah Brabo cukup banyak pesantren yaitu ada 3 pondok pesantren.  Saya sendiri sekolah sekaligus mondok di Yayasan milik salah satu pesantren itu. Saya mulai beradaptasi dengan teman-teman pesantren juga teman-teman sekolah. Ternyata teman-teman tidak hanya dari Brabo itu saja, tetapi dari berbagai kalangan ada yang dari Sumatra, Jogja, Salatiga, Semarang, Kendal, Banjarmasin. Karena saya hidup dengan orang-orang dari berbagai kalangan,  asal, daerah yang berbeda, saya harus bisa menyesuaikan dengan mereka. Dari logat bahasanya mereka pun berbeda dari asal saya dengan di Brabo saja sudah berbeda. Apalagi dengan luar daerah seperti Kendal, Sumatra, Banjarmasin dll. Tetapi, pada akhirnya setelah lama tinggal di Brabo ,teman-teman dari berbagai kalangan menjadi terpengaruh dengan bahasa Brabo itu sendiri saya pun juga begitu. Misalnya diakhir kalimat ditambahi dengan kata “ndak”, “po an” ? yang artinya apa benar?. Meskipun banyak dari kita yang berbeda, tempat asali kita, tetap dapat hidup rukun, menyatu dan berdampingan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Setelah saya lulus dari MA, saya berniat melanjutkan di bangku kuliah. Yang akhirnya saya diterima di UKSW tepatnya di kota Salatiga. Para pelajar di Salatiga tidak hanya berasal dari kota-kota di Pulau Jawa melainkan banyak dari mereka yang berasal dari Kalimantan, Bali, Sumatra, Madura, Irian Jaya, Sulawesi, NTT dan NTB. Di salatiga saya harus bisa beradaptasi lagi karena teman-teman dari berbagai kalangan yang terkadang rasanya ingin tertawa jika mendengar teman-teman dari Wonosobo dan Temanggung sedang berbicara dengan logat khas mereka.
Meskipun banyak dari mereka yang berbeda suku, tempat asal maupun agama tetapi kita tetap dapat hidup rukun dan berdampingan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Sangatlah penting sebuah pendidikan tanpa harus melihat perbedaan suku, tempat asal, maupun agama. Sehingga dapat terjalin kerjasama yang kondusif dan saling mendukung dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan di Negeri ini.
Jadi budaya masyarakat Indonesia dapat dilakukan dengan  mempergunakan karya sastra sebagai bahan pembelajarannya. Karya sastra menawarkan berbagai kelebihan berupa pengetahuan bahasa/ struktur gramatikal pada umumnya, penggunaan bahasa-bahasan khusus dalam penyampaian pesan/makna, pengungkapan unsur-unsur budaya  melalui daya imajinasi dan interpretasi, serta mempertajam daya analisis untuk mendapatkan pengetahuan dan kesadaran budaya target sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran bahasa.
Menurut saya, budaya adalah "Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar." budaya sebagai 'the complex whole of ideas and things produced by men in their historical experience'  ''as pattern of thinking and doing that runs through activities of people and distinguished them from all other peoples' . Ide-ide/gagasan, aktifitas, dan hasil karya. Ide/gagasan, yaitu pikiran-pikiran yang muncul dari individu atau masyarakat atau bangsa. Dalam masyarakat Batak misalnya, ide/gagasan dapat dilihat dari pantun ('umpasa/umpama') yang sering dikutip dalam acara-acara adat. Misalnya pantun orang Batak yang berbunyi, 'tubuan lak-lak tubuan singkoru, tubuan anak ma hamu dahot boru.' (Artinya, kiranya kamu melahirkan anak laki-laki dan anak perempuan). Contoh lain adalah konsep Dalihan Natolu - 'somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu'- konsep yang mengatur kehidupan sosial orang Batak.
Budaya merupakan topik yang besar dan sangat penting. Begitu pentingnya, budaya bisa mencitrakan kondisi masyarakat. 

15 komentar:

  1. nice story,, ^^
    aku juga,waktu ketemu dg kamu,, akhir percakapan ada "re, leh" nya..
    tapi justru perbedaan2 itu kan yg menyatukan kita, karena kita bisa saling bertukar pengalaman dan kebiasaan :)
    aku seneng leh.. ^^

    BalasHapus
  2. nice story
    bhineka tunggal ika bgt =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hu'm..walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu..

      Hapus
  3. Wah.... banyak banget yang amu pelajari dari tiap daerah mesti...

    BalasHapus
  4. karena itu harus banyak banyak baca buku getohhh

    BalasHapus
  5. betull bnget mempunyai teman dari berbagai daerah kita dapat saling bertukar pengalaman, dari daerah asal mereka. Tapi tetap Bhineka Tunggal Ika..

    BalasHapus
  6. Seperti Bhineka Tunggal Ika berbeda-beda tetapi tetap satu ... :)

    BalasHapus
  7. Nice story guys...
    Melalang buana dari Pulokulon ke Brabo yang termasuk daerah pelosok juga di kecamatan Tegowanu...
    Pengalaman yang sangat menarik kawan... :)

    BalasHapus
  8. bener rin lain daerah lain pula logat atau budayanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan”

      Hapus
  9. sepertinya menyenangkan hidup di pondok..ternyata banyak juga teman2 dari daerah lain,yang dapat memperluas pergaulan dan pengetahuan kita tentang budaya Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. yoi...bener banget..semakin banyak teman, makin banyak pula pengetahuan dan pengalaman dari mereka.

      Hapus