Saya berasal dari Purwodadi
tepatnya di Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Pengalaman belajar suatu
budaya yang baru, yang saya alami ketika saya sekolah MA di Brabo yaitu , tepatnya
di kecamatan Tegowanu. Di daerah Brabo cukup banyak pesantren yaitu ada
3 pondok pesantren. Saya sendiri sekolah
sekaligus mondok di Yayasan milik salah satu pesantren itu. Saya mulai beradaptasi
dengan teman-teman pesantren juga teman-teman sekolah. Ternyata teman-teman tidak
hanya dari Brabo itu saja, tetapi dari berbagai kalangan ada yang dari Sumatra,
Jogja, Salatiga, Semarang, Kendal, Banjarmasin. Karena saya hidup dengan
orang-orang dari berbagai kalangan, asal,
daerah yang berbeda, saya harus bisa menyesuaikan dengan mereka. Dari logat
bahasanya mereka pun berbeda dari asal saya dengan di Brabo saja sudah berbeda.
Apalagi dengan luar daerah seperti Kendal, Sumatra, Banjarmasin dll. Tetapi,
pada akhirnya setelah lama tinggal di Brabo ,teman-teman dari berbagai kalangan
menjadi terpengaruh dengan bahasa Brabo itu sendiri saya pun juga begitu.
Misalnya diakhir kalimat ditambahi dengan kata “ndak”, “po an” ? yang artinya
apa benar?. Meskipun banyak dari kita yang berbeda,
tempat asali kita, tetap dapat hidup rukun, menyatu dan berdampingan, saling
menghormati dan menghargai satu sama lain.
Setelah saya lulus dari MA, saya
berniat melanjutkan di bangku kuliah. Yang akhirnya saya diterima di UKSW
tepatnya di kota Salatiga. Para pelajar di Salatiga
tidak hanya berasal dari kota-kota di Pulau Jawa melainkan banyak dari mereka yang
berasal dari Kalimantan, Bali, Sumatra, Madura, Irian Jaya, Sulawesi, NTT dan
NTB. Di salatiga saya harus bisa beradaptasi lagi karena teman-teman
dari berbagai kalangan yang terkadang rasanya ingin tertawa jika mendengar
teman-teman dari Wonosobo dan Temanggung sedang berbicara dengan logat khas
mereka.
Meskipun banyak
dari mereka yang berbeda suku, tempat asal maupun agama tetapi kita tetap dapat
hidup rukun dan berdampingan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Sangatlah penting sebuah pendidikan tanpa harus melihat perbedaan suku, tempat
asal, maupun agama. Sehingga dapat terjalin kerjasama yang kondusif dan saling
mendukung dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan di Negeri ini.
Jadi budaya masyarakat Indonesia
dapat dilakukan dengan mempergunakan
karya sastra sebagai bahan pembelajarannya. Karya sastra menawarkan berbagai
kelebihan berupa pengetahuan bahasa/ struktur gramatikal pada umumnya,
penggunaan bahasa-bahasan khusus dalam penyampaian pesan/makna, pengungkapan
unsur-unsur budaya melalui daya
imajinasi dan interpretasi, serta mempertajam daya analisis untuk mendapatkan
pengetahuan dan kesadaran budaya target sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam pembelajaran bahasa.
Menurut saya, budaya adalah "Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil kerja
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar." budaya sebagai 'the complex whole of ideas
and things produced by men in their historical experience' ''as pattern of thinking and doing that runs
through activities of people and distinguished them from all other peoples' . Ide-ide/gagasan,
aktifitas, dan hasil karya. Ide/gagasan, yaitu pikiran-pikiran yang muncul dari
individu atau masyarakat atau bangsa. Dalam masyarakat Batak misalnya,
ide/gagasan dapat dilihat dari pantun ('umpasa/umpama') yang sering dikutip
dalam acara-acara adat. Misalnya pantun orang Batak yang berbunyi, 'tubuan
lak-lak tubuan singkoru, tubuan anak ma hamu dahot boru.' (Artinya, kiranya
kamu melahirkan anak laki-laki dan anak perempuan). Contoh lain adalah konsep Dalihan Natolu - 'somba
marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu'- konsep yang mengatur
kehidupan sosial orang Batak.
nice story,, ^^
BalasHapusaku juga,waktu ketemu dg kamu,, akhir percakapan ada "re, leh" nya..
tapi justru perbedaan2 itu kan yg menyatukan kita, karena kita bisa saling bertukar pengalaman dan kebiasaan :)
aku seneng leh.. ^^
hemm....po 'an? piye re..? iyo leh..
Hapusnice story
BalasHapusbhineka tunggal ika bgt =)
hu'm..walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu..
HapusWah.... banyak banget yang amu pelajari dari tiap daerah mesti...
BalasHapuskarena itu harus banyak banyak baca buku getohhh
BalasHapusbetull bnget mempunyai teman dari berbagai daerah kita dapat saling bertukar pengalaman, dari daerah asal mereka. Tapi tetap Bhineka Tunggal Ika..
BalasHapusSeperti Bhineka Tunggal Ika berbeda-beda tetapi tetap satu ... :)
BalasHapusNice story guys...
BalasHapusMelalang buana dari Pulokulon ke Brabo yang termasuk daerah pelosok juga di kecamatan Tegowanu...
Pengalaman yang sangat menarik kawan... :)
sip...sip...sip...
Hapusbener rin lain daerah lain pula logat atau budayanya
BalasHapus"Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan”
Hapussepertinya menyenangkan hidup di pondok..ternyata banyak juga teman2 dari daerah lain,yang dapat memperluas pergaulan dan pengetahuan kita tentang budaya Indonesia.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusyoi...bener banget..semakin banyak teman, makin banyak pula pengetahuan dan pengalaman dari mereka.
Hapus